Sabtu, 17 Mei 2014

Perilaku Organisasi (Persepsi)

Makalah Perilaku Organisasi
Persepsi
Kelompok 3 :
1.   Puspita Linda Oktaviana                           (110221100008)
2.   Dwi Kurniasari                                          (110221100010)
3.   Lisa Ferdiana Sugianti                              (110221100028)






UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Emi rahmawati, dosen mata kuliah PERILAKU ORGANISASI yang membimbing kami dalam penyusunan tugas makalah ini, sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kepada pembaca makalah ini untuk memberikan masukan, baik saran maupun kritikan yang membangun.
Demikian kata pengantar ini kami utarakan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

`                                   Bangkalan, 8 Maret 2013
Penulis









DAFTAR ISI
Kata Pengantar
1
Daftar Isi
2
       I.          Pendahuluan
3
     II.          Pokok Pembahasan
4
   III.          Pembahasan
4
2.1  Definisi Persepsi
4
2.2    Proses Terjadinya Persepsi
5
2.3  Faktor-faktor Pembentuk Persepsi 
   6
2.4  Kesalahan Persepsi
6
2.5 Penanganan Persepsi
7
  IV.          Penutup
   8
Daftar Pustaka
   9









I.                Pendahuluan
Manusia adalah makhluk yang dilahirkan paling sempurna. Manusia memiliki kemampuan kognitif untuk memproses informasi yang diperoleh dari lingkungan disekelilingnya melalui indera yang dimilikinya, membuat persepsi terhadap apa-apa yang dilihat atau dirabanya, serta berfikir untuk memutuskan aksi apa yang hendak dilakukan untuk mengatasi keadaan yang dihadapinya. Hal-hal yang dapat mempengaruhi kemampuan kognitif pada manusia meliputi tingkat intelejensi, kondisi fisik, serta kecepatan sistem pemrosesan informasi pada manusia. Bila kecepatan sistem pemrosesan informasi terganggu, maka akan berpengaruh pada reaksi manusia dalam mengatasi berbagai kondisi yang dihadapi.
Keterbatasan kognitif terjadi apabila terdapat masalah atau gangguan pada kemampuan kognitif. Masalah yang dialami bisa terjadi sejak lahir, atau terjadi perubahan pada tubuh manusia seperti terluka, terserang penyakit, mengalami kecelakaan yang dapat menyebabkan kerusakan salah satu indera, fisik, atau juga mental. Akibat dari adanya keterbatasan kognitif ini, manusia menjadi tidak mampu untuk memproses informasi dengan sempurna. Dengan ketidaksempurnaan ini maka manusia yang memiliki keterbatasan kognitif mengalami masalah dalam mempelajari, atau berfikir untuk bereaksi terhadap keadaan yang dihadapinya.
Persepsi merupakan proses yang menggabungkan dan mengorganisir data-data indera kita untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita, termasuk sadar dengan diri kita sendiri, dan didalam mempersepsi keadaan sekitar maka kita harus melibatkan indera kita sehingga akan lahir sebuah argumen yang berasal dari informasi yang dikumpulkan dan diterima oleh alat reseptor sensorik kita sehingga kita dapat menggabungkan atau mengelompokkan data yang telah kita terima sebelumnya melalui pengalaman awal kita.



II.              Pokok Bahasan
Pokok bahasan yang akan dibahas antara lain:
1.     Definisi persepsi
2.     Proses terjadinya persepsi
3.     Faktor-faktor pembentuk persepsi
4.     Kesalahan persepsi
5.     Penanganan persepsi
III.            Pembahasan
1.       Definisi Persepsi
Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan. Bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. (Very Andrianingsih, 2010, bab 4).
Persepsi merupakan proses dimana manusia menggunakan untuk menerima dan menginterpretasikan informasi dari lingkungannya. (Very Andrianingsih, 2010, bab 4).
Persepsi adalah proses kognitif yang memungkinkan kita dapat menafsirkan dan memahami lingkungan sekitar kita. (Very Andrianingsih, 2010; bab 4).
Persepsi adalah suatu proses memperhatikan dan menyeleksi, mengorganisasikan, dan menafsirkan stimulus lingkungan. Proses memperhatikan dan menyeleksi terjadi karena setiap saat panca indera kita dihadapkan pada begitu banyak stimulus lingkungan.  (Very Andrianingsih, 2010, bab 4).




Persepsi pada hakikatnya adalah proses penilaian seseorang terhadap obyek tertentu. Persepsi merupakan aktivitas mengindra, mengintegrasikan dan memberikan penilaian pada obyek-obyek fisik maupun obyek sosial, dan pengindraan tersebut tergantung pada stimulus fisik dan sosial yang ada di lingkungannya. (Very Andrianingsih, 2010, bab 4).
Persepsi merupakan proses psikologis dan hasil dari penginderaan serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga membentuk proses berpikir. (Very Andrianingsih, 2010, bab 4).
Persepsi merupakan suatu fungsi biologis (melalui organ-organ sensoris) yang memungkinkan individu menerima dan mengolah informasi dari lingkungan dan mengadakan perubahan-perubahan dilingkungannya. (Very Andrianingsih, 2010, bab 4).
Persepsi adalah suatu proses yang kompleks dimana kita menerima dan menyadap informasi dari lingkungan (Very Andrianingsih, 2010, bab 4).
Persepsi merupakan kesan pertama untuk mencapai suatu keberhasilan. (Very Andrianingsih, 2010, bab 4).
2.       Proses Terjadinya Persepsi
Stimulus       perhatian         pengorganisasian        penafsiran       persepsi
lingkungan                                                             Stimulus

Keterangan:
a.      Stimulus lingkungan, yaitu karakteristik secara fisik seperti ukuran, berat, warna atau bentuk.  Karakteristik akan mampu menciptakan suatu rangsangan pada indera manusia, sehingga mampu menciptakan sesuatu persepsi mengenai produk yang dilihatnya.
b.     Perhatian, yaitu proses rangkaian seleksi dan penyusunan dimana individu akan mengidentifikasi atau memusatkan perhatian kepada objek yang ada.
c.      Pengorganisasian adalah suatu sistem dinamis yang menciptakan dan saling menukar pesan diantara anggotanya.
d.     Penafsiran stimulus, yaitu rangsangan bagaimana individu akan menangkap apa yang bermakna dan tidak bermakna.
3.       Faktor–faktor Pembentuk Persepsi
          Terbentuknya persepsi pada diri individu dipengaruhi oleh banyak hal, yaitu:
1)     Perhatian, biasanya tidak menangkap seluruh rangsang yang ada disekitar kita sekaligus, tetapi memfokuskan perhatian pada satu atau dua objek saja. Perbedaan fokus perhatian antara satu orang dengan orang yang lain akan menyebabkan perbedaan persepsi.
2)     Kebutuhan, baik kebutuhan sesaat maupun menetap pada diri individu akan mempengaruhi persepsi orang tersebut.
3)     Sistem nilai, dimana sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat juga berpengaruh pula terhadap persepsi.
Contoh : seorang seniman mempunyai pengamatan yang berbeda dengan yang bukan seorang seniman dalam mengamati objek tertentu.
4)     Pola kepribadian, dimana pola kepribadian yang dimiliki oleh individu akan menghasilkan persepsi yang berbeda.
4.       Kesalahan persepsi
Ada sejumlah kesalahan persepsi yang sering terjadi dalam mempersepsikan orang lain. Kesalahan persepsi tersebut antara lain :
1.     Stereotyping adalah mengkategorikan atau menilai seseorang hanya atas dasar satu atau beberapa sifat dari kelompoknya. Stereotip seringkali didasarkan atas jenis kelamin, keturunan, umur, agama, kebangsaan dan kedudukan / jabatan.
2.     Halo effect adalah kecenderungan menilai seseorang hanya atas dasar salah satu sifatnya saja.
Contoh : seseorang yang mudah senyum dan penampilannya rapi dianggap lebih jujur dari orang yang berpenampilan seram.
3.     Projection merupakan kecenderungan seseorang untuk menilai orang lain atas dasar perasaan dan sifatnya.
5.     Penanganan Persepsi
1)     Ulangi/perjelas perkataan atau perbuatan yang baru saja disaksikan.
2)     Rendahkan nada dan volume suara. Menempatkan penekanan kata-kata pada masalah yang benar-benar ingin didengar penjelasannya dengan lebih lengkap.
3)     Jika mungkin, berempatilah dengan individu lain, sehingga akan menjadi lebih jelas dan memahami lebih dalam, seolah-olah itu adalah anda di posisi mereka.
4)     Bertanyalah pada orang lain untuk mendengar apa tangapan mereka atas pendapat anda, sehingga mereka akan dapat menjalankan empati juga.
5)     Dengarkan saja opini rekan anda, tanpa menyatakan opini anda yang mungkin akan memicu konflik lebih jauh.
6)     Peduli kepada lawan bicara Anda, lengkap dengan perbedaan pandangannya. Mereka adalah entitas yang terpisah, bukan tiruan dari pribadi anda. Jadi, hindari bersikap menghakimi, mengevaluasi atau memaksakan pemikiran anda kepada mereka.
7)     Cobalah untuk mengamati bahasa tubuh lawan bicara anda sebagai tips yang tidak hanya membantu anda dalam membaca situasi, tetapi juga meredakan ketegangan.







    V.          Penutup
Pada dasarnya, dalam kehidupan manusia tidak lepas dari kegiatan komunikasi. Komunikasi digunakan untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan dan manusia lainnya. Dalam berkomunikasi, manusia menerima stimulus dari yang lain, sehingga ia dapat memberikan respon dari stimulus tersebut melalui panca indera yang dimilikinya. Namun, dari stimulus-stimulus yang sama mungkin akan ditafsirkan secara berbeda oleh orang yang berbeda. Alat-alat indera yang dimiliki manusia menyebabkan manusia mampu berpikir, merasakan, dan memiliki persepsi tertentu mengenai dirinya dan dunia sekitarnya. Prasyarat terjadinya persepsi adalah penangkapan stimulus oleh alat-alat indera, sehingga peranan alat-alat indera sangat penting.














DAFTAR PUSTAKA
P. Robbins, Stephen (1996), Perlaku Organisasi. Jakarta: PT Prenhallindo
Gitosudarmo, Indriyo (1997), Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: BPFE
Andrianingsih, Very, dkk (2010), Manajemen Sumber Daya Manusia. Bangkalan
Richard Andreas’s Blog
(http://richardandreas-richard.blogspot.com/2010/12/persepsi-konsumen.html)
Diakses pada tanggal 11 Maret 2013
Bunda Dont Worry
Diakses pada tanggal 11 Maret 2013


Tidak ada komentar:

Posting Komentar